spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
No menu items!
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
No menu items!
More

    Mampukah Selesaikan Masalah Masyarakat dengan Segudang Prestasi?

    Oleh:

    Hafsah

    (Pemerhati Masalah Umat)

    Bontang dinobatkan menjadi daerah pertama sebagai Kota Pancasila di Indonesia. Penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) Pemkot Bontang bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

    Wali Kota Bontang, Basri Rase mengapresiasi hal tersebut, karena Kota Bontang merupakan satu-satunya daerah pertama melakukan MoU bersama BPIP, dalam rangka pembinaan ideologi di pemerintah.

    Kepala Dinas Kesbangpol, Sigit Alfian mengungkapkan, Kota Bontang dipilih sebagai Kota Pancasila, karena Bontang dinilai menjadi kota yang kondusif, memiliki latar belakang suku, budaya, dan agama yang berbeda, namun tetap hidup berdampingan dengan tentram.

    Setelah dilakukan penandatanganan MoU, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) sebagai landasan membumikan Pancasila. Penguatan dan pembinaan ideologi bagi aparatur sipil negara di Kota Bontang. (Radarbontang 11/10/2023).

    Sederet Penghargaan Diraih  Kota Bontang

    Dalam kurun tahun 2023, Kota  Bontang banyak meraih penghargaan, di antaranya: penghargaan Merdeka award 2023 di Auditorium SCTV Tower Lantai 8 Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.

    Dalam waktu yang bersamaan, Bontang kembali meraih Merdeka Awards 2023 pada kategori program inovatif pendampingan UMKM. Penghargaan tersebut didapat karena inovasi-inovasi yang diberikan pemerintahan Kota Bontang untuk masyarakat.

    Sebelum itu pada Sabtu 22 Juli 2023 di Hotel Padma Semarang Kota Bontang berhasil meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) 2023 untuk kategori Nindya.

    Masih di tahun yang sama di Bulan Januari, sederet prestasi telah dicapai. Keberhasilan tersebut antara lain pada Bidang Pencegahan Korupsi, Bidang Ketahanan Pangan, Bidang Kepemudaan, Bidang Hilirisasi Peternakan, Bidang Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Bidang Penyelenggaraan Air Minum, Bidang Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman, dan Bidang Penanganan Disabilitas. (Diskominfo Prov.Kaltim 09/01/2023).

    Baca Juga:   Pengangguran Tinggi di Negeri Kaya Energi

    Berdasarkan Perpres No. 24 Tahun 2016 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, tugas BPIP adalah membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan, dan melaksanakan penjurusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/ lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya. (Detiknews 26/05/2023).

    Bontang memang layak mendapatkan penghargaan sebagai kota pancasila. Mengingat kota ini dihuni oleh sebagian besar penduduk dari luar daerah dengan berbagai suku, namun hidup rukun berdampingan. Keberhasilan ini sebagai tindak lanjut dari program kampung moderasi yang telah dilaksanakan di Bulan Juli tahun 2023.

    Sebagai Kota Industri, Bontang Punyai Daya Tarik.

    Kerukunan tercipta dengan banyaknya suku dari berbagai daerah di nusantara. Terbentuklah komunitas untuk mengeratkan ukhuwah dengan ikatan kesukuan. Pendatang terbanyak didominasi oleh suku Bugis, Jawa dan suku dari kalimantan.

    Namun, kerukunan yang tercipta bukanlah semata-mata karena mereka mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Adanya pepatah bijak yang  mengatakan “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”,  seolah menegaskan bahwa dimanapun kita berada harus bisa menempatkan diri. Namun nilai-nilai luhur sesungguhnya lahir dari penanaman agama yang kuat.

    Baca Juga:   Ironi, Prostitusi Anak di Kota Layak Anak

    Dari Sinilah Tercipta Kehidupan Rukun dan Damai.

    Banyaknya prestasi yang diraih Kota Bontang tentu membuat bangga masyarakat setempat, terutama para pejabat kota dan jajarannya. Namun, perlu dicermati bahwa sederet penghargaan yang diraih, apakah sudah berkorelasi dengan keadaan masyarakat  saat ini?. Mengingat masih banyak permasalahan rakyat  mulai dari kenakalan remaja, tingkat kriminalitas menghiasi laman media, narkoba dan kapasitas lapas yang tidak memadai, angka pengangguran yang terus naik sehingga berimbas pada kemiskinan, pendidikan dan kesehatan tidak kunjung usai.

    Walau pemerintah mengklaim bahwa semua problem yang dialami oleh masyarakat telah diatasi, kenyataannya masalah umat tidak mampu diurai akibat solusi yang ditawarkan tidak sampai ke akar masalah. Torehan prestasi yang dicapai hanya menjadi bukti bahwa ada aksi yang telah dilakukan oleh Pemda setempat.

    Selain itu, seolah terjalin kerjasama dan harmoni yang baik bahwa Pemerintah pusat dan daerah seiya sekata dalam melaksanakan program untuk kepentingan masyarakat.

    Kenyataannya, ide-ide berikut program yang dicanangkan hanyalah cara untuk mengalihkan umat dari persoalan utama, yaitu penjajahan dalam bentuk pemikiran.

    Seyogyanya, umat yang mayoritas beragama Islam maupun yang agama minoritas lebih ditekankan untuk mengamalkan ajaran agamanya. Bahkan, syariat Islam justru lebih mampu merefleksikan  pengamalan dalam pancasila. Dari amalan yang benar akan melahirkan sikap  yang bijak tanpa perlu penghargaan.

    Pada prakteknya, kerukunan dan toleransi mampu terealisasi ketika setiap insan siap menerima perbedaan baik dari segi perasaan, kebiasaan, agama maupun budaya tanpa harus menjadi pancasilais sejati.

    Baca Juga:   Pendemi, Tantangan Domestik dan Global untuk Pemuda

    Islam adalah agama yang sempurna, dari ajarannya lahirlah sikap, sifat dan aturan yang mengikat penganutnya. Maka Islam pantas disebut ideologi karena mempunyai aturan mendasar yang dapat diaplikasikan, baik dalam skala individu, masyarakat, maupun negara.

    Penganutnya harus yakin bahwa sang pencipta sudah tentu menurunkan pedoman atau aturan bagi makhluk ciptaanNya agar tidak tersesat. Keyakinan ini membuahkan keimanan yang terlihat dari sikap hambanya.

    Dalam sejarahnya, umat Islam muncul di Jazirah Arab yang dibawa oleh Rasulullah Saw hidup berdampingan dengan para penganut agama samawi. Hingga penerus beliau yang setiap masanya dipimpin oleh seorang Kholifah tetap mengamalkan kerukunan antar suku dan bangsa hingga tercipta toleransi tanpa perlu pengakuan. Al Qur’an telah mengabadikan Firman Allah SWT yang artinya:

    “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”

    (TQS. Al-Hujurat 49: Ayat 13).

    Sikap toleransi akan terwujud dengan mengamalkan seluruh aturan Allah SWT. Dengan penanaman akidah yang benar lahirlah pemikiran yang baik dari tiap individu yang akan menyebar di tengah masyarakat. Negara kemudian berperan melindungi dan menjaga keamanan bagi rakyat dengan sistem yang sohih pula, yaitu sistem Islam.

    Wallahu a’lam bishowab

    Most Popular