Oleh:
Desy Arisanti, S.Si
Saat ini, kasus bunuh diri tidak lagi identik dengan negara Jepang atau Korea Selatan. Seperti tidak mau kalah, kasus bunuh diri di Indonesia pun kian meningkat bahkan menjadi tren karena dianggap bisa menyelesaikan masalah.
Seperti yang terjadi di Bontang pada Kamis, 2 Januari 2025. Seorang remaja berusia 15 tahun inisial NKH ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Jalan KS Tubun Kota Bontang. Korban diduga nekat mengakhiri hidupnya akibat permasalahan asmara. (Pranala.co, 03/01/2025)
Hal serupa terjadi di perumahan Jakarta Hills, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Warga digemparkan dengan penemuan seorang pria berinisial A, tewas gantung diri di rumahnya pada hari Senin (20/01/2025). Sebelum kejadian tragis ini, korban diketahui terlibat pertengkaran dengan keluarganya.
Selain itu, pria berinisial MY (30) di Kutai Timur ditemukan tinggal kerangka di samping Kantor Camat Kaliorang, setelah dilaporkan hilang sejak 20 Juni 2024 lalu. Korban diduga depresi hingga nekat melompat dari tower gegara pihak keluarga tidak menyukai wanita yang dinikahinya. (Detik.com, 13/07/2024)
Di Sangatta Selatan, Kamis (21/03/2024) sekitar pukul 19.00 Wita, warga dihebohkan oleh adanya seorang perempuan yang diduga lompat dari Jembatan Kampung Kajang ke Sungai Sangatta. Jenazahnya ditemukan esok harinya dan dibawa ke RSUD Kudungga Sangata untuk dilakukan visum. Adapun kronologisnya masih dalam penyelidikan aparat. (Tribunkaltim.Co, 22/03/2024)
Deretan kasus bunuh diri terus terjadi. Angkanya terus meningkat tiap tahun, bahkan bagaikan fenomena gunung es. Kasus yang tidak terlapor lebih banyak dibandingkan fakta yang terjadi di lapangan.
Faktor Penyebab
Menurut data dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, terdapat 971 insiden bunuh diri di Indonesia sepanjang Januari hingga 18 Oktober 2023. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 900 kasus.
Dalam sembilan bulan di tahun 2024, Polri menindak 988 kejadian bunuh diri di seluruh wilayah Indonesia, nyaris seribu. Jumlah kejadian setiap bulan cenderung menunjukkan tren naik mulai Juni hingga Agustus 2024. (Pusiknas.polri.go.id, 24/09/2024
Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yurika Fauzia Wardhani mengungkapkan bahwa angka bunuh diri menurut WHO lebih dari 800 ribu per tahun. Tertinggi yaitu di usia muda. Sedangkan menurut data box terdapat 921 kasus, tertinggi adalah usia muda/produktif. (Brin.go.id, 27/07/2024)
Sungguh sangat miris dan memprihatinkan. Kasus bunuh diri tidak lagi menakutkan dan dianggap memalukan. Angkanya terus meningkat di tiap tahunnya. Lebih parah lagi, kasus ini banyak terjadi di kalangan anak muda atau produktif.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan risiko bunuh diri, diantaranya: Masalah kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan skizofrenia. Masalah ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan. Masalah sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga, bullying, dan diskriminasi. (Kompasiana.com, 18/11/2024)
Kian meningkatnya angka bunuh menunjukkan kasus ini sangat serius. Oleh karenanya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai upaya pencegahan untuk mengatasi kasus bunuh diri ini. Mulai dari menjadi pendengar yang baik, membantu menyelesaikan masalahnya, membawanya ke psikolog atau psikiater hingga undang-undang yang dikeluarkan pemerintah.
Namun, pencegahan yang ada tidak menyentuh akar permasalahan. Kasus bunuh diri lebih dikarenakan depresi atau berkaitan dengan kesehatan mental yang lemah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena lemahnya iman seseorang dan kekeliruan dalam memandang arah kehidupan.
Tidak kita pungkiri, kehidupan saat ini sangat jauh dari agama (sekuler). Agama dicampakkan dan tidak memiliki peran dalam kehidupan. Sehingga wajar, akan mempengaruhi iman seseorang dan pandangannya tentang kehidupan. Tentu, iman akan lemah dan juga pandangan kehidupan adalah untuk meraih kebahagian duniawi semata.
Dalam sistem sekuler kapitalisme, seseorang ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, mudah sekali depresi atau stres karena imannya lemah dan pandangannya yang hanya menilai segala sesuatu dari kebahagiaan atau kenikmatan berupa materi.
Sementara hidup dalam sistem ini, banyak masalah yang ditimbulkan. Karena pengaturan kehidupan yang jauh dari aturan agama dan menyerahkannya pada manusia. Sementara manusia lemah dan terbatas. Walhasil, aturan yang ada hanya mengikuti kepentingan segelintir orang saja (para kapital atau pemilik modal).
Maka, wajar rakyat jauh dari kesejahteraan. Bahkan beban hidup terus bertambah. Rakyat menanggung hidupnya sendiri. Mulai dari pajak yang terus naik, kebutuhan pokok juga naik, gas yang semakin langka, susahnya mencari kerja, dan sebagainya. Sehingga, menghadapi masalah yang banyak ini karena sistem sekuler kapitalisme bisa membuat seseorang depresi dan akhirnya memilih mengakhiri hidupnya.
Oleh karena itu, kasus bunuh diri yang terus meningkat ini menunjukkan kegagalan sistem sekuler kapitalisme dalam melindungi jiwa manusia. Maka, perlu solusi yang sistemik untuk mengatasinya.
Islam Menjalin Keselamatan Jiwa
Sungguh IsIam bukan sekedar agama ritual. Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang sempurna yang diturunkan Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Dengan kata lain, sistem IsIam mengatur hablum minannafsi (hubungan dengan diri sendiri), hablum minallah (hubungan dengan Allah) juga hablum minannas (hubungan sesama manusia)
Islam sangat menjaga jiwa manusia. Allah telah melarang untuk bunuh diri dan menghilangkan jiwa seseorang.
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’: 29)
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu alasan yang benar.” (QS. Al-Isra’: 33)
Dalam sistem Islam, penguasa adalah pengurus urusan rakyatnya. Dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengurusannya tersebut.
“Seorang pemimpin adalah penggembala dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang digembalakannya” (HR. Bukhari)
Oleh karenanya, menjadi tanggung jawab penguasa untuk menjamin kesejahteraan dan keselamatan rakyatnya.
Dalam hal kesejahteraan, maka negara akan memberlakukan kebijakan ekonomi IsIam. Dimana negara akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Ketersediaan bahan pokok dijamin aman dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat. Negara melarang penipuan, penimbunan barang dan kecurangan dalam perdagangan, yang mengakibatkan masyarakat susah memenuhi kebutuhan pokoknya karena barangnya yang mahal atau langka.
Hingga ketika seseorang tidak memiliki bahan makanan untuk dimakan maka negaralah yang akan memberinya cuma-cuma. Seperti yang terjadi di masa khalifah Umar bin Khattab.
Oleh karena itu, masyarakat tidak akan dipusingkan dengan utang yang terus menumpuk karena penghasilan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pendidikan dan kesehatan dalam Islam juga dijamin negara. Negara akan menjalankan pendidikan secara murah bahkan gratis berdasarkan landasan akidah IsIam. Tujuannya membentuk individu-individu yang tinggi ketakwaannya dan berakhlak mulia yang tercermin dalam kepribadian IsIam. Juga, membentuk individu-individu yang ahli dalam sains dan ilmu pengetahuan juga dibekali skill yang dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan. Sehingga, generasi dibekali dengan iman yang kuat, pemahaman yang utuh tentang IsIam sehingga tidak menjadikan mereka mudah depresi. Terlebih, biaya pendidikan pun tidak memberatkan. Tidak seperti yang terjadi dalam sistem kapitalisme saat ini. Dengan bekal skill tertentu menjadi modal mereka untuk bekerja khususnya para pencari nafkah. Di sisi lain, negara membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
Begitupun, kesehatan dijamin oleh negara dengan pelayanan yang maksimal. Sehingga, dari pembiayaan yang murah bahkan gratis juga dengan pelayanan terbaik, tidak menjadikan seseorang dipusingkan dengan biaya berobat yang mahal seperti yang terjadi di sistem kapitalisme.
Demikian, IsIam telah mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah SWT. Aturan dari Sang Pencipta manusia yang akan membawa pada kesejahteraan hidup, keadilan dan keselamatan jiwa manusia secara keseluruhan.
Wallahu a’lam bishowwab