spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mengenal Belogo Olahraga Tradisional Kutai

BONTANG – Permainan tradisional atau olahraga tradisional (oltras) saat ini masih jarang dilirik. Permainan tradisional banyak dimainkan hanya di wilayah-wilayah atau daerah tertentu. Seperti permainan tradisional atau olahraga tradisional logo atau belogo yang masih dimainkan dan dilombakan.

Warga Kutai di Kampung adat Guntung, di Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang masih memainkan berlogo. Belogo biasa dimainkan secara beregu 3 orang, namun bisa juga dimainkan sendiri dalam perlombaan atau kompetisi.

Oltras belogo memiliki alat yang terdiri dari stik (campa, dalam istilah Oltras), logo yang berbentuk segitiga bagian atasnya sedikit cekung ke dalam, dan 3 anak sasaran yang masing-masing disebut sasaran 1 (kawe), sasaran 2 (tengah) dan sasaran 3 (bela).

Salah satu pemain Oltras Belogo yang ada di Guntung, Heri, menjelaskan, belogo dimainkan baik sebagai permainan hiburan maupun dalam perlombaan. “Namanya logo yang terbuat dari tempurung kelapa. Permainannya dengan cara beregu atau perorangan dengan masing-masing satu logo satu pemain,” kata Heri saat bermain belogo di kawasan rumah adat Kutai, Guntung, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga:  Cegah Kanker Serviks, Siswi Kelas 5 SD Mulai Divaksin HPV

Permainan belogo dimainkan dengan mencari poin tertinggi. Dalam permainannya per-regu 3 orang, masing-masing orang akan menyasar sasaran. Pemain pertama membidik sasaran ke-3, pemain ke dua membidik sasaran ke-dua dan pemain ketiga membidik sasaran ke satu.

Perlengkapan alat belogo yang dimainkan. (Yahya Yabo/ Media Kaltim)

“Dalam hal poin, pemain akan mendapatkan satu poin dalam membidik sasaran, kalau sasaran dapat dikenakan dari garis start (awal) poinnya menjadi dua setiap satu sasaran yang dibidik,” cerita Heri bersama satu rekannya.

Para pemain yang memainkan belogo biasanya diberikan tiga kali percobaan membidik. Ada juga yang menggunakan batas waktu dalam membidik dengan lama 5-10 menit. Namun, penggunaan waktu jarang digunakan. “Biasanya tiga kali jalan. Walaupun per regu atau perorangan. Itu tiga kali. Hitung-hitungan poin,” katanya.

Oltras belogo dimainkan orang Kutai, namun ada juga di daerah lain seperti orang Banjar yang memainkan.  Heri yang sudah sekitar 15 tahun memainkan belogo. Dirinya juga pernah masuk dalam lembaga pengurus adat.

“Kalau pengurus biasanya mengurusi olahraga tradisional seperti belogo, sumpit, gasing yang masuk oltras,” sebutnya.

Baca Juga:  Wawali Ingin Petugas Kebersihan Dapat Bonus, Ini Alasannya?

Permainan belogo saat ini hampir sama di semua wilayah di Kaltim, namun ada perbedaan bentuk di beberapa daerah seperti di Banjar. “Satu Indonesia beda-beda bentuk logonya. Waktu kita ke Banjar beda, dari tempurung mereka ada lapis ban. Agak besar (bentuk logo) mereka. Sasarannya juga bisa sampai 100 meter. Kalau kita ini 20 meter dari start (awal),” jelas Heri.

Logo yang terbuat dari tempurung kelapa, sedangkan stik (campa) terbuat dari bambu, kayu atau ulin. Untuk ukuran disesuaikan dengan pemilik stik (campa). “Untuk panjang tidak ditentukan. Sesuai selera pemilik. Ada yang suka stik pendek atau stik panjang,” papar Heri.

Oltras belogo sering diperlombakan se-Kaltim seperti dari Kota Bontang, Kutim, Samarinda, Kutai Barat, dan Tenggarong.  “Anak-anak muda juga sangat antusias dalam memainkan oltras belogo,” katanya.

Cerita yang dirinya ketahui dari orang tua dulu saat memainkan belogo dari bambu. Namun untuk saat ini sudah ada dimodifikasi. “Kalau dulu menggunakan bambu, kalau saat ini sudah dimodifikasi. Sudah didesain sesuai keinginan hingga dicat,” cerita Heri.

Baca Juga:  Dapat Sabu dari Orang Kutim, Warga Tanjung Laut Indah Ditangkap

Belogo sendiri harus disiapkan pemukul (campa) dan logo yang berbentuk segitiga. “Ada bentuknya, tapi disesuaikan juga dengan tempat permainan belogo,” tambah Heri.

Dahulu nama sasaran masih menggunakan nama tradisional. Namun saat ini untuk perlombaan atau saat diperlombakan, namanya hanya menggunakan sasaran 1, sasaran 2 dan sasaran 3. “Yang lama masih menggunakan nama tradisional, tapi saat ini namanya hanya sasaran,” pungkas Heri. (yah)

Most Popular