BONTANG – PT Indominco Mandiri (IMM) membuktikkan mampu mengelola tambang ramah lingkungan. Ditunjukkan dengan lahan-lahan bekas tambang yang telah direklamasi, bahkan sebagian sudah menjadi hutan rimbun. Hal itu terbukti dari pengamatan media ini saat mengikuti Good Mining Practice Tour yang digelar PT IMM, Kamis (16/3/2023) diikuti oleh awak media dari tingkat nasional, provinsi, hingga lokal Bontang.
Kepala Teknik Tambang PT Indominco Mandiri Era Tjahya Saputra mengatakan, program ini diadakan memang untuk mengenalkan kepada awak media massa terkait aktivitas lain perusahaan selain menambang batubara. Anak perusahaan PT Indo Tambangraya Megah (ITM) ini memang sudah fokus mereklamasi atau menghijaukan lahan eks tambang sejak 20 tahunan terakhir.
“Kami sadari selain menambang kami juga punya tanggung jawab untuk kembali menghijaukan ekosistem hutan,” ujarnya.
Diketahui, sejak mulai beroperasi tahun 1997, IMM memiliki total konsesi 24 ribu hektar. Dari total tersebut baru 11 ribu hektar yang dieksplorasi. Dari 11 ribu hektar ini, 9 ribu hektar sudah direklamasi dan sudah terbukti menjadi hutan rimbun. Sedangkan 13 ribu hektar sisanya dijadikan sebagai wilayah penyangga, atau dibiarkan tetap menjadi hutan alami.
Pojok Literasi di Perpustakaan Daerah Bontang
Kegiatan ini start di Perpustakaan Daerah Bontang dengan mengikuti peresmian Pojok literasi Tambang PT IMM. Pojok literasi ini dibangun IMM dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat, agar memahami seputar dunia tambang.
Lantaran disebutkan Kepala Teknik Tambang PT IMM, Era Tjahya Saputra, masih banyak pandangan negatif masyarakat terhadap dunia tambang. Karenanya dengan hadirnya pojok literasi ini, dapat mengedukasi masyarakat agar stigma-stigma negatif yang berkembang dapat memudar.
“Stigma negatif di masyarakat sulit untuk kami counter semua. Semoga dengan hadirnya pojok literasi tambang ini dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat terkait aktifitas tambang yang sebenarnya,” ujar era.
Pojok literasi IMM diresmikan Sekda Bontang, Aji Erlynawati. Dihadiri Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti dan Bunda Literasi, Hapidhah Basri Rase.
Mengunjungi Arboretum 30 Gemilang
Tujuan berikutnya adalah Arboretum 30 Gemilang. Arboretum ini merupakan salahsatu lahan eks tambang yang telah direklamasi. Sejak ditanami tahun 2001 silam, saat ini terbukti area tersebut sudah mulai menghijau. Beragam jenis tanaman dan pohon-pohon tumbuh di area itu, bahkan hewan-hewan pun banyak yang hidup.
Bayu Setiawan, Superintendant Rehabilitasi PT IMM mengatakan, di kawasan seluas 65 hektar ini terdapat 40 jenis tumbuhan. 10 jenis tanaman pokok reklamasi dan 30 jenis tanaman yang tumbuh secara alami. Terdapat pula jenis satwa liar, 13 jenis mamalia dan 53 jenis burung.
Dari data 2014 silam, ada sekitar 50 orang hutan di dalam Arboretum 30 Gemilang.
“Ada juga jejak beruang dan macan dahan,” ungkap Bayu Setiawan yang menjadi tour guide di kegiatan kali ini.
Area ini juga berfungsi sebagai lokasi edukasi. Banyak tamu yang berkunjung seperti pelajar. Ada pula jalur tracking sepanjang 800 meter. Pengunjung dapat menelusuri jalur ini untuk menikmati kawasan arboretum.
“Kawasan ini jadi sarana edukasi ke masyarakat. Agar masyarakat paham bahwa perusahaan juga tetap memperhatikan lingkungan,” tuturnya.
Nursery
Usai beristirahat makan siang dan salat zuhur di Danau Kanahuang, awak media diajak menuju nursery IMM atau area pembibitan tanaman. Di atas lahan sekira 2 hektar ini, IMM bekerjasama dengan UPN Veteran Yogyakarta mengembangkan berbagai jenis varietas tanaman. Salahsatu tanaman unggulan adalah buah melon yang memiliki kadar kemanisan sampai 17.
“Kalau di pasaran tingkat kemanisan melon paling tinggi 10. Kami bisa mencapai angka 17,” ujar Bayu menerangkan.
Perusahaan memiliki program bagi karyawan yang dapat mengumpulkan biji-biji buah akan mendapatkan reward. Sesuai dengan seberapa banyak biji yang dikumpulkan.
“Di area ini kapasitas maksimal 1,2 juta bibit yang mampu dikembangkan. Biji-biji yang dikumpulkan karyawan dibawa ke nursery ini untuk dikembangbiakkan,” imbuhnya.
PLTS
Setelah mengunjungi nursery, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju area Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang berada di daerah Santan.
PLTS ini mulai dioperasikan sejak tahun 2020. Menggunakan teknologi smart microgrid dan berkapasitas 3 Megawatt dengan energi simpanan 2 MW.
PLTS ini mampu memasok energi untuk operasional Pelabuhan Bontang, menghemat bahan bakar, dan mengurangi biaya perawatan, sekaligus mengurangi emisi karbon.
Melihat Peternakan dan Produksi Minyak Kelapa Warga
Dari PLTS awak media diajak mengunjungi area peternakan sapi. Area ini merupakan area sekitar tambang yang dibebaskan oleh IMM. Meski milik perusahaan, namun area ini dapat digunakan masyarakat sekitar untuk meningkatkan potensi masyarakat.
“Perusahaan membantu dana, masyarakat yang menyalurkan potensi di lahan ini,” kata Bayu.
Di area ini masyarakat dapat beternak sapi, memanfaatkan kotoran sapi untuk jadi biogas, lalu juga memproduksi minyak kelapa. Ada pula gedung traning center, tempat perusahaan mengedukasi masyarakat dengan beragam pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. (adv/al)