spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Resmi Luncurkan Program Bontang Berwolbachia Serentak untuk Kendalikan DBD

BONTANG – Program Bontang Berwolbachia Serentak (Bawis) secara resmi diluncurkan di halaman parkir Bontang Kuala pada Selasa (5/9/23).

Peluncuran ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwo.

Maxi Rein Rondonuwo menjelaskan bahwa tahap-tahap implementasi program ini akan dijalankan dengan baik, melibatkan pemerintah kota hingga masyarakat, termasuk upaya edukasi.

“Kerjasama lintas sektor dalam program ini sangat baik. Proses sosialisasi dan tahap-tahap lainnya telah dirancang dengan baik, bahkan penentuan lokasi penempatan ember-ember nyamuknya telah dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi,” ungkapnya.

Pemilihan Kota Bontang sebagai pilot project Wolbachia dianggap tepat karena kota ini mengalami kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) setiap tahunnya. Selain itu, pemerintah kota juga serius dalam melaksanakan proyek ini dan dianggap sangat memahami konsepnya.

“Di Indonesia, kematian akibat DBD biasanya mencapai lebih dari 1000 kasus dalam setahun, dan karena nyamuk tidak mungkin dapat diberantas, Wolbachia menjadi solusi yang efektif,” tambahnya.

Lebih lanjut, program ini akan diperluas ke kota lain, termasuk Kota Denpasar, Bali. Awalnya, program ini ditujukan hanya untuk 5 kota, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Baca Juga:   Ketahuan Melanggar, Tempat Billiard di Jalan Pattimura Dapat Surat Teguran

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang, Toetoek Pribadi Ekowati, melaporkan tahap-tahap penerapan Wolbachia yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2022. Proses ini melibatkan pelantikan koordinator lapangan atau kader Wolbachia sebanyak seratus orang.

“Dengan kerjasama yang berkelanjutan, saya berharap teknologi Wolbachia ini dapat membantu kami menekan kasus DBD dan angka kematian di Kota Bontang,” ujarnya.

Dalam kesuksesan program ini, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mendukung program pemerintah. Dukungan tidak hanya harus datang dari kalangan pemerintahan, melainkan juga dari masyarakat umum.

Rahman, perwakilan dari B2P2VRP Salatiga, memberikan penjelasan singkat tentang tahapan perkembangan nyamuk berwolbachia. Nyamuk-nyamuk ini akan “diternak” dalam ember, di mana telur nyamuk yang ditempatkan dalam air akan berkembang menjadi jentik nyamuk dalam 1 hingga 2 hari, dan selanjutnya berkembang menjadi pupa dan nyamuk dewasa dalam beberapa minggu.

“Setiap dua minggu, air dalam ember akan diganti dan telur baru akan ditempatkan selama enam bulan. Dari telur hingga menjadi nyamuk membutuhkan waktu sekitar 2 minggu, oleh karena itu, setiap dua minggu proses ini akan diperbarui,” tutupnya. (yah)

Baca Juga:   Program Inovasi Wolbachia Berjalan, Masyarakat Diminta Tetap Terapkan PHBS

Penulis: Syakurah
Editor: Agus Susanto

Most Popular